Menjadi Melakukan Mempunyai

"Success is My Right" Orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan... dan salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah....

Rabu, 07 September 2011

Uya Kuya "Nikmati Hidup Kekonyolan saya bersifat universal"

Tanggal : 05 Mar 2009
Penulis : Dipo Ario Nurcahyo
Juru Foto : Zulhafid Jusuf
 
Uya Kuya
Nikmati Hidup
Kekonyolan saya bersifat universal
Entertainer bernama lengkap Surya Utama ini memang serba bisa. Mulai dari ngebanyol, MC, penyiar radio, bisnis pisang goreng hingga sulap menyulap  pernah dilakoninya. Siapa sangka pria sederhana kelahiran 4 April 1975 ini juga mengkoleksi the big boys toys semisal mobil klasik, die cast hingga replika. Deretan varian produksi pabrikan berlambang three-pointed-stars tampak bertebaran di halaman rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Mulai dari Mercedes-Benz Fintails alias Batman, Barong, Kebo, hingga Kentang versi station wagon. Simak perbincangan kami dengan pria berpenampilan nyentrik yang kerap disapa dengan nama Uya Kuya ini seputar karir, kehidupan hingga hobi.
Hai Uya, langsung saja bisa diceritakan jenjang karir kamu?
Semua berawal dari profesi saya sebagai penyiar radio di beberapa radio swasta di Jakarta seperti TMI, S Radio hingga U FM. Yaah, saya juga nyambi nge-MC di beberapa acara lah. Namun sebetulnya  bisa dibilang giant step saya itu dari TOFU. (Uya bergabung bersama grup vokal TOFU bersama Fla dan Anton).

Tanggapan masyarakat tentang seorang Uya Kuya bagaimana?
Kayaknya biasa aja ya. Yah, layaknya orang kebanyakan saja. Kalau orang bilang jadi artis itu mesti punya gaya hidup yang ekslusif dan tinggi, sepertinya enggak juga. Gue aja di saat mau ke bengkel ya cuman pakai sendal jepit sama celana pendek saja. Justru ada kenikmatan tersendiri yang bisa saya dapat.

Tentang image gokil kamu?
Ya biasa juga. Saya bersyukur juga sama image saya yang sekarang ini telah terbentuk, saya jadi nggak punya kalangan. Dengan kata lain penggemar saya bisa siapa aja, semua umur, dari anak kecil sampai kakek-kakek. Karena mungkin kekonyolan-kekonyolan saya ini bersifat universal. Jadi ya saya sekarang ini sangat bersyukur. Hidup itu memang harus dinikmati.
Kegiatan kamu sekarang ini apa saja?
Ya, selain shooting beberapa reality show seperti Hari Yang Aneh sama Playboy Kabel, saya juga coba-coba bisnis dengan buka gerai pisang goreng, bakso malang hingga jualan mobil. Saya juga masih nge- MC dan sekarang merambah dunia baru dalam hidup saya, sulap.

Kenapa kamu bisa tertarik dengan sulap?
Awalnya tuh gara-gara Deddy Corbuzier bisa bengkokin sendok. Setelah bertanya-tanya sama pesulap di sini tapi enggak ada yang mau ngasih tahu, akhirnya gue berangkat ke Singapura. Disana ketemu sama street magician yang mau ngebeberin rahasianya asal gue bersedia buat beli alat-alat sulap dari dia. Nah, setelah itu saya seperti kecanduan. Sempat belajar sulap di Malaysia sampai belajar hipnotis di India. Bahkan kemarin waktu main di Hongkong gue berhasil menggondol predikat The Best Comedy Magician.
Owkay, let’s talk about your hobbies
 
Bagaimana ceritanya kamu bisa tertarik dengan Mercedes-Benz klasik?
Sebenarnya gara-gara Mercy Mini 200 (W114) milik saudara saya. Meskipun ngejogrok di halaman rumahnya dengan ban kempes dan warna yang kusam, tapi kok ya sepertinya bagus banget. Akhirnya mobil tersebut saya tebus Rp. 5 juta saja. Setelah selesai dibangun, mobil buatan tahun 1975 tersebut setia menemani saya kuliah. Meskipun diledekin sama teman-teman, namun saya sih cuek aja nyogok satpam supaya bisa tetap parkir di lobi. Hahahaaa..
Sempat bergabung dengan komunitasnya?
Gara-gara sering berkumpul dengan teman-teman pecinta Mercy klasik akhirnya kami mendirikan Mercedes-Benz Classic Club. Yah bisa dibilang saya adalah salah satu foundernya. Di komunitas tersebut saya sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal hingga tahun lalu.
Apa yang menyebabkan kamu tertarik dengan Mercedes-Benz?
Mercedes-Benz itu mobil Eropa yang punya nilai prestisius cukup tinggi. Resale valuenya juga masih tinggi, lalu ketersediaan spare partnya masih cukup banyak dan lengkap. Menurut saya Mercy adalah merk yang paling collectible. Nggak rugilah memelihara Mercy, pasti dicari orang dan enggak bakalan bikin rugi. Yah, hitung-hitung investasi. Kalau someday lo butuh duit ya tinggal dijual saja. Pasti banyak penggemar atau bahkan kolektor yang sudah siap untuk nubruk deh.
Memangnya sempat mengkoleksi berapa banyak?
Dulu waktu jaman jamannya lagi gila sama Mercy Mini saya sempat mengumpulkan sampai 5 unit dari berbagai tipe. Nah, sejak tahun 2005 itu saya juga pernah punya Mercy Kebo hingga 3 unit, dan sekarang bertambah dengan mengkoleksi Barong sama Kentang Station.
Punya koleksi mobil lain enggak?
Ada. Pas ngambil Kentang di Jogja disana juga ada seonggok Plymouth Special Deluxe taun 48. Kenapa saya beli? Karena saya itu orang yang punya visi juga. Mobil yang saya beli ini mesinnya masih nyala, terus suaranya juga masih halus, bodinya juga masih kaleng enggak ada dempul sama las-lasan sama sekali, pokoknya perfect lah. Lalu dalam bayangan saya mobil itu nantinya juga bisa disewa untuk apa saja, mobil pengantin misalnya.
Aliran kamu untuk membangun mobil itu lebih ke arah mana?
Kalau untuk mobil klasik ya saya pasti lebih berpakem ke genre vintage. Cuma dalam arti kata begini, semisal saya membangun Mercy Kebo dengan gaya American Style, ya sampai ke velg-velgnya pun saya pasang American Wheel yang modelnya jari-jari gitu. Jadi meskipun sedikit custom, ya tetep custom yang ada alirannya. Lebih terarah.
Tipe Mercedes-Benz apa yang kamu impi-impikan?
Nah, mungkin saya sedikit beda persepsi dengan penggemar-penggemar Mercy lainnya yang mengidamkan tipe Adenauer. Kalau saya sih enggak suka ya. Saya lebih suka Mercy klasik yang masih tetep enak dilihat dan masih reliable buat dibawa jalan kemana mana setiap hari. Mungkin contohnya kayak tipe SL atau yang kabriolet. Atau kalau tidak mau terlalu muluk sih cukup Mercy Mini 2 pintu aja.
Rencana kedepan kamu apa?
Ya tetap saja seperti ini. Jadi seorang entertainer yang suka otomotif. Sempat kepikiran buat buka sekolah sulap khusus untuk anak kecil sih, tapi ya sekarang saya fokus dulu sama apa yang sedang saya jalani saja.
Moto hidup kamu?
Asyik aja..Enggak usah terlau mikirin yang jauh-jauh kedepan, lebih baik mikir buat hari ini saja. Rejeki enggak bakal kemana kok. Semua sudah ada yang mengatur dan setiap orang pasti bakal dapat jatahnya masing-masing.
Message yang mau kamu sampaikan buat calon pecinta mobil klasik?
Jangan malu untuk bertanya dan jangan sampai salah aliran. Tentukan sikap mau dimana.
Thanks for your time 
sumber referensi www.asco.co.id
delphi kasih bonus lagunya Judul lagunya "OM" silahkan klick disini

Selasa, 06 September 2011

Berubah itu dari dalam keluar bukannya mengubah casing / penampilan saja


The change is from inner to outer. We start by dissolving our attitude not by altering outer conditions 
Berubah dimulai dari dalam keluar. Kita memulainya dengan memperbaiki sikap kita, bukan mengubah kondisi kita dari luar.

Tekad kita untuk mengubah sikap seringkali dimulai dengan mengganti penampilan kita. Harapannya adalah dengan penampilan yang berubah, sikap batin kitapun juga ikut berubah. Namun seringkali perubahan yang dimulai dari luar hanya mengganti penampilannya saja, sedangkan pola fakir dan sikap kita tetep seperti dulu. Temen delphi dari bilang dari jember dia berkata “amshong,,, nyo” atau boleh dikatakan sama juga bohong. Hohohoho

Mengubah sikap miskin mental seperti malas, tidak disiplin, mudah menyerah, kurang kerja keras, tak menghargai waktu dan sebagainya dimulai dengan kesadaran bahwa sikap itu memang harus diubah. Rasa malas itu dibuang bukan dengan cara mengubah penampilan, tetapi tekad bulat yang berasal dari dalam diri. Ketika kita menyadari malas itu tidak baik. Hal pertama yang terjadi adalah batin kita meyakininya. Dengan keyakinan dan tekad bulat dari dalam diri, setiapkali ada godaan untuk bermalas-malasan akan dengan mudah disingkirkan. Begitupun saat akan mengubah sikap miskin mental lainnya dengan kesadaran penuh dari dalam diri. Perubahan itu akan mudah dilakukan.

Namun membangun sikap akan kaya mental perlu proses dan Delphi pernah bilang bahwasannya “Proses lebih penting daripada Sasaran” butuh waktu yang lama untuk semuanya itu bukan sekali jadi atau instant. Sikap perilaku baik seringkali harus dipaksa dan diulang secara terus menerus tanpa henti hingga akhirnya kemudahan menjadi kebiasaan. Ketika sudah menjadi kebiasaan, sikap kaya mental itu akan menyatu dengan diri kita dan kemudian akan menjadi karakter kita.

Dan saat itu telah terjadi, maka apapun kondisi dari luar kita, bekal kekayaan mental yang telah kita bina akan muncul sebagai kekuatan untuk “Mengendalikan” perubahan di luar kita. Sehingga, segala tantangan halangan, dan rintangan akan bisa kita taklukkan dengan penuh keyakinan.

“Engkau boleh miskin kantong namun janganlah engkau miskin Mental”

Catatan kecil ini delphi ambil dari buku bapak Andrie Wongso yang berjudul “Bruce Lee 40 Spirit of Success”
Semoga catatan singkat ini bisa bermanfaat bagi pembaca setia blog delphi
Salam Sukses Luar Biasa
by: www.delphigold.blogspot.com


Senin, 05 September 2011

Kisah Pembuat Pipa Saluran Air dan Pengangkut Ember



Tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang sahabat bernama Pablo & Bruno. Mereka ambisius, pekerja keras, & ingin menjadi orang tersukses di desanya.
Satu kesempatan datang melalui kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan air di tengah desa. Mereka diberi ember & dibayar berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa tiap harinya. Dalam hal ini, mereka membarterkan ember yang dibawa & waktu mereka dengan uang.
Pada awalnya, mereka menikmati kerja & hasil yang mereka dapatkan. Mereka bisa mulai menabung untuk membeli pondok & keledai.
Bruno merasa cita-citanya mulai terwujud, tapi tidak dengan Pablo.
Punggung Pablo terasa nyeri & telapak tangannya lecet karena beban ember yang penuh dengan air. Mereka mendapat istirahat setiap Sabtu & Minggu. Namun setiap pagi mereka merasa tidak nyaman, terutama Minggu sore, karena besoknya harus mengangkat ember lagi. Pablo akhirnya mendapat akal untuk memindahkan air yang lebih efisien & efektif dengan cara membangun saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa.
“Bruno, saya punya rencana”, kata Pablo saat mereka mengambil ember-ember & berangkat menuju ke sungai. “Daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa sen per hari, kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran pipa dari sungai ke desa kita”. Bruno menghentikan langkahnya seketika. “Saluran pipa! lde dari mana itu!!!” seru Bruno.
Bruno tidak tertarik & menertawakan ide Pablo. Namun, Pablo sangat yakin akan impiannya & memutuskan untuk mengerjakan proyek tersebut sendirian. Setiap pagi hingga sore, Pablo mengangkut ember air, & malamnya ia membangun saluran. Bruno & teman-temannya mengejek & menertawakan Pablo, tapi Pablo tidak peduli. Ia memiliki visi jauh ke depan karena ia sadar bahwa tidak selamanya ia kuat mengangkut ember-ember yang penuh dengan air.
Sementara itu, Bruno hidup dengan nyaman karena pekerjaan membawa ember ternyata memberikan penghasilan yang memadai. Dengan upah yang didapatnya, Bruno dapat mencicil pondok, keledai, & keperluan lainnya. Tiap malam ia istirahat, akhir pekan bisa berlibur ke pantai, ke gunung serta tak ketinggalan juga mentraktir teman-temannya minum di kedai kopi. Pekerjaan Pablo memang lebih berat karena ia harus bekerja ekstra. Sambil membangun saluran pipa, Pablo masih harus bekerja di siang hari untuk menghidupi keluarganya.
Dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi bulan bahkan akhirnya hitungan tahun, Pablo bekerja siang malam tak kenal lelah membangun saluran pipa. Mula-mula hanya beberapa meter, kemudian menjadi ratusan meter, hingga akhirnya saluran pipa berhasil menghubungkan sumber air ke desanya. Setelah 5 tahun, pekerjaan itu selesai dengan baik. Seisi desa menjadi sangat bahagia karena mendapat pasokan air yang terus-menerus dari saluran pipa tersebut, tak peduli siang atau malam. Para penduduk juga tidak merasa khawatir pasokan air terhambat ketika pembawa ember sedang sakit atau berlibur.
Pablo pun mendapat penghargaan atas jasanya. Ia juga mulai menikmati penghasilan dari orang yang membeli air dari saluran pipanya, yang jumlahnya jauh melebihi apa yang Bruno dapatkan. Saluran pipanya terus mengalirkan air & uang meskipun Pablo sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun. Sekarang Pablo tak perlu lagi mengangkut air dengan menggunakan ember. Ia telah mendapatkan kebebasan waktu & finansial.

Lalu, bagaimana dengan Bruno?
Kondisi Bruno semakin memprihatinkan karena tenaganya semakin berkurang dimakan waktu & punggungnya semakin bongkok karena terus-menerus menopang beban. Jika tidak bekerja, ia tidak akan mendapatkan penghasilan. Ia semakin banyak mengangkut ember bahkan dengan ember yang lebih besar. Meskipun mulai sakit & menua, Bruno sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember karena upahnya akan hilang.
Pada akhirnya, Bruno menyadari visi sahabatnya itu, namun semuanya sudah terlambat karena kesempatannya telah berlalu…
Bagaimana dengan kita sendiri? Siapakah kita? Seorang pembawa ember? Ataukah seorang pembuat saluran pipa? Apakah kita hanya mendapatkan gaji kalau datang ke tempat pekerjaan, seperti Bruno si pengangkat ember? Ataukah kita termasuk orang yang bekerja secara cerdas & kemudian mendapat penghasilan secara terus-menerus, seperti Pablo si pembuat saluran pipa?
Seiring dengan kemajuan zaman & teknologi serta kerasnya persaingan hidup, waktu & tenaga bagi semua orang adalah taruhan dalam upaya mereka untuk memelihara kelangsungan hidup. Tidak peduli siang atau malam, hujan ataupun tidak, mereka bekerja keras mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun yang menjadi masalah adalah: pertama, waktu terbatas hanya 24 jam & yang kedua, tidak selamanya kita mampu bekerja.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan?
Cobalah untuk mengubah paradigma kita dalam mendapatkan penghasilan .
Paradigma umum yang berlaku dalam mendapatkan penghasilan adalah bekerja untuk mencari uang & membayarnya dengan pengorbanan waktu & tenaga secara terus-menerus. Bekerja keras memang baik. Namun faktanya, kita tidak dapat bekerja secara terus-menerus karena ada saatnya kita memasuki masa pensiun/tua, stress & depresi dengan urusan kantor, sakit, dsb. Kita juga butuh waktu untuk keluarga, memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang semakin beragam, & berusaha menggapai segala impian yang begitu kita harapkan.
Memang tidak mudah untuk mengubah cara pandang seseorang yang sudah turun-temurun melakukan cara kerja yang sama. Banyak orang yang suka berdiam diri di zona nyaman dengan menjalankan tugas rutin yang sudah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun, sehingga mereka lupa untuk melihat kenyataan bahwa di luar sana ada cara-cara lain untuk mendapatkan penghasilan dengan lebih efektif.
Seperti yang terjadi pada Pablo & Bruno, mereka berangkat bersama-sama & memiliki tujuan yang sama, tetapi karena mereka memiliki cara yang berbeda untuk mencapai tujuannya, maka hasil yang mereka peroleh pun tidak sama. Inilah yang membedakan orang yang bekerja keras dengan orang yang bekerja dengan cerdas.
Ada baiknya kita mulai mengubah paradigma lama itu dengan paradigma baru yang lebih baik. Oleh sebab itu, jika ingin berhasil, kita perlu membuka diri & pikiran, jangan skeptis dengan pendapat atau gagasan dari orang lain. Siapa tahu, kita bisa mendapat inspirasi dari gagasan tersebut yang bukannya tidak mungkin akan membawa perubahan besar dalam hidup kita.
Menurut Burke Hedges (penulis The Parable of The Pipeline), cara paling ideal untuk membangun usaha yang menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan adalah dengan membangun aset, seperti sebuah saluran pipa yang mengalirkan air tanpa peduli siang ataupun malam.
Komentar Pembaca

Motivasi Sukses dalam Hidup Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger